Senin, 03 Februari 2025

 

 πŸ’˜ SURAT UNTUK CINTA PERTAMA  πŸ’˜

πŸ’™ANTARA BETAWI - JAWA DAN TIONGHOA - JAWA πŸ’™

 

Bintang, ini tahun ke 14 sejak kita kenal ya ? Time Flies ya.. 

Sejak awal kita kenal, kamu sudah banyak bercerita tentang siapa kamu, asal usul kamu dan banyak hal tentang keluarga dan lingkungan kamu. Aku ingat betul, kamu pernah bilang kalau kamu adalah Anak Betawi dan keluarga besar Ayah kamu ada di Jakarta. Ayah kamu Betawi dan Ibu kamu Jawa (Malang), kalau aku tidak salah dulu begitu cerita kamu ke aku. Dan yang aku tau, kamu memegang kuat segala hal tentang Betawi, bahkan banyak yang aku tidak tau dan dari kamu aku jadi tau banyak hal tentang orang Betawi. Mungkin selama ini, selama kita kenal yang kamu tau aku ini orang Jawa, asli Jombang. Karena itu yang selalu aku ceritakan ke kamu. Kenyataan yang selalu aku simpan selama 14 tahun kita kenal adalah aku adalah Keturunan Tionghoa. Almarhum Ayahku adalah seorang Mualaf, dulunya Nasrani. Berdarah Tionghoa-Belanda-Jawa (Jombang) dan Mamaku Jawa (Jombang). Sejak aku kecil sampai saat ini, aku dibesarkan di lingkungan orang Jawa. Hanya pendidikan di dalam Keluarga intiku saja yang masih memegang adat istiadat Tionghoa dari Almarhum Ayah. Mungkin, secara fisik aku lebih mirip ke Almarhum Ayah. Aku capek, terlalu banyak orang yang mempertanyakan asal usulku, entah dari lingkungan sekitar atau bahkan dari lingkungan pertemananku , banyak yang tidak percaya kalau aku bilang aku beneran Jawa. Aku punya alasan, kenapa aku selalu bilang aku orang Jawa. Aku tidak suka dengan sudut pandang kebanyakan orang tentang orang Tionghoa ,percaya atau enggak, aku pernah didiskriminasi ketika orang-orang tau aku keturunan Tionghoa, karena aku dianggap berbeda ketika berinteraksi dengan mayoritas orang Jawa Asli, padahal aku juga ada keturunan Jawa. 

Tapi sekarang, aku sudah lebih bisa menerima segala hal. Aku menerima dianggap berbeda oleh banyak orang. Keluarga besar Almarhum Ayahku hampir 95% Tionghoa , cina semua. Sedangkan keluarga besar mamaku 100% Jawa. Mungkin, ini yang selama ini belum pernah kuceritakan kepada kamu selama kita kenal di 14 tahun ini. Aku Tionghoa - Jawa dan kamu Betawi - Jawa. 

Kamu pasti nggak pernah tau kan, kalau aku hampir selalu membawa Adat kamu dalam hal-hal besar dan hal penting di hidupku? Misalnya, waktu Upacara Awarding Best Innovator di Kantor Pusat BRI tahun 2018 lalu, disitu semua peserta upacara wajib berpakaian Adat. Dan kamu tau, adat apa yang aku pilih? Aku memilih memakai Baju Adat Betawi, Kebaya Encim seperti yang dulu sering kamu ceritakan ke aku waktu kita masih kuliah. Aku beli Kebaya Encim itu asli dari penjahit orang Betawi waktu aku di Jakarta. Warnanya Orenz karena yang Pink Habis, adanya itu doang. Kamu tau, kenapa aku tidak memilih Baju Adat Jawa di acara itu? Karena orang Betawi lah yang sudah menjadi semangat seorang Gadis Introvert Berdarah Tionghoa-Jawa hingga bisa meraih mimpinya di dunia menulis, orang itu Kamu. Itu wujud ucapan terima kasih ku kepada kamu. 

Sampai sekarang, bahkan Baju Adat yang kubeli hanya ada 2. Adat Jawa dengan Kebaya Hitam dan Adat Betawi dengan Kebaya Encim warna Pink. Baju itu kusiapkan jika sewaktu-waktu ada Upacara di kantorku yang mengharuskan berpakaian adat. Kamu ada, kamu hidup dan kamu selalu abadi dalam segala hal di kehidupanku sampai saat ini. Karena aku tau, kamu sangat bangga menjadi orang Betawi. 

Tahun ini adalah Imlek pertama yang kurayakan di depan banyak orang. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, aku hampir tidak pernah merayakan imlek secara terbuka karena aku muslim. Selama ini aku belum siap menghadapi tatapan mata semua orang kalau mereka tau aku memang keturunan Tionghoa. Sampai akhirnya aku benar-benar bisa menerima diriku sepenuhnya. Bahkan, mungkin orang-orang yang selama ini mengenalku, baik di lingkungan kerja atau teman sekolah ataupun teman kuliah nggak pernah ada yang tau soal itu, termasuk kamu.  Dan sekali lagi aku belajar dari kamu, kamu bangga mengakui kalau kamu berdarah Betawi, semua orang tau. Aku belajar untuk bisa seperti itu, dan lagi-lagi aku belajar makna kehidupan dari kamu, dalam banyak hal. 

Taukah kamu, dari dulu aku selalu punya impian kita berdua bisa menerbangkan lampion kertas bersama di saat imlek, persis seperti di Film You Are The Apple of My Eye?? Mimpi yang mungkin selamanya akan menjadi mimpiku. Karena kamu selalu ada di hidupku, terlepas dari berapa banyak orang yang kutemui dalam hidup, tapi nyatanya jauh di lubuk hatiku yang terdalam hanya kamu yang selalu menetap dan menancap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

                                                                                                                  Jombang, 17 Juni 2025 Sura...